Kapolda Sulbar dan BPS Perkuat Sinergi, Bahas Ketahanan Pangan dan Produksi Jagung di Sulbar

0
15

Rekam-Jejak.com SULBAR – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi daerah, Kapolda Sulawesi Barat Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta melakukan audiensi dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, Selasa (4/11/2025). Pertemuan strategis ini membahas sinergi antara kepolisian dan lembaga statistik dalam penyediaan data akurat untuk mendukung kebijakan keamanan dan sektor pangan.

Dalam pertemuan tersebut, Kapolda menegaskan pentingnya peran data statistik dalam mendukung pengambilan kebijakan kepolisian, khususnya yang berkaitan dengan sektor ekonomi dan pertanian.

“Kepolisian membutuhkan data yang akurat dari berbagai bidang, termasuk ekonomi dan pertanian. Data dari BPS menjadi sumber informasi utama untuk menciptakan keamanan yang berbasis fakta,” ujar Irjen Pol Adi Deriyan.

Salah satu isu utama yang menjadi sorotan adalah target produksi jagung Sulawesi Barat yang ditetapkan sebesar 900 ton dari enam kabupaten. Namun, berdasarkan laporan lapangan, kapasitas produksi saat ini baru mencapai 600 ton per tahun. Kapolda menilai perlu adanya koordinasi lintas sektor untuk menutup kesenjangan tersebut.

Beliau juga menyoroti adanya perbedaan data antara hasil lapangan dan laporan yang diterima Mabes Polri, yang berpotensi mempengaruhi evaluasi kinerja daerah. Karena itu, ia meminta dukungan penuh dari BPS untuk memberikan data valid mengenai lokasi dan jumlah produksi jagung.

Selain itu, harga beli jagung yang mencapai Rp6.500 per kilogram dari tengkulak menjadi perhatian serius. Menurut Kapolda, kondisi ini bisa menekan keuntungan petani dan berdampak pada semangat produksi.

Sementara itu, Plt Kepala BPS Sulawesi Barat menyambut baik kolaborasi dengan Polda Sulbar. Ia menegaskan bahwa pihaknya siap menyediakan data yang valid dan mutakhir guna mendukung kebijakan berbasis data.
Dalam paparannya, BPS menyampaikan beberapa poin penting:

Stabilitas ekonomi Sulbar masih tergolong baik dan sejalan dengan pertumbuhan nasional.

Produksi jagung rata-rata mencapai 5 ton per hektare, dihitung menggunakan metode ubin (sampel 2,5 meter) untuk memastikan kadar air dan hasil panen yang akurat.

Evaluasi data lapangan akan kembali dilakukan untuk memperbarui data 2025.

Faktor cuaca, harga pasar, dan pergeseran pola tanam, seperti meningkatnya minat terhadap tanaman nilam, turut memengaruhi fluktuasi produksi jagung.

Statistisi Ahli Madya BPS Sulbar menambahkan bahwa data produksi jagung bersumber dari Survei Tanaman Pangan (HKSA), Sensus Pertanian (ST) 2023, serta kolaborasi dengan Dinas Pertanian. Pada 2022, luas panen jagung pipilan mencapai 5.671 hektare, namun diperkirakan menurun pada 2025 akibat berkurangnya lahan dan faktor iklim.

Dalam kesempatan yang sama, Karo SDM Polda Sulbar menyoroti produktivitas jagung di wilayah Mamuju yang masih rendah, rata-rata hanya 2 ton per hektare, karena kualitas tanah dan bibit yang belum optimal.

Audiensi ini menghasilkan komitmen bersama antara Polda Sulbar dan BPS untuk memperkuat integrasi data dan pengawasan produksi pangan. Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian target produksi jagung sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di Sulawesi Barat.

“Dengan data yang kuat dan koordinasi yang solid, kita bisa menjaga ketahanan pangan dan keamanan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” tutup Kapolda.

LEAVE A REPLY