Kapolda Sulbar Gandeng BPS: Sinergi Data untuk Amankan Ketahanan Pangan dan Dongkrak Produksi Jagung

0
18

Rekam-Jejak.com SULBAR – Langkah strategis dilakukan Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta, dengan menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat dalam audiensi yang digelar Selasa (4/11/2025). Pertemuan ini menjadi sorotan publik karena menandai kolaborasi penting antara aparat keamanan dan lembaga statistik dalam menjaga stabilitas keamanan serta memperkuat ketahanan pangan di wilayah Sulbar.

Dalam pertemuan itu, Kapolda menegaskan pentingnya data akurat sebagai dasar pengambilan keputusan strategis. Menurutnya, Polri tidak hanya fokus pada aspek keamanan semata, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan pangan masyarakat.

“Kepolisian membutuhkan data yang tepat dari sektor ekonomi dan pertanian untuk menjaga keamanan yang berkelanjutan. BPS menjadi mitra penting dalam penyediaan data tersebut,” ujar Irjen Pol Adi Deriyan.

Salah satu isu utama yang dibahas adalah target produksi jagung Sulawesi Barat sebesar 900 ton, yang masih terpaut jauh dari realisasi produksi tahunan yang baru mencapai 600 ton. Kapolda menilai dibutuhkan koordinasi lintas instansi dan strategi terpadu untuk mengejar kekurangan tersebut.

Selain itu, perbedaan data antara laporan di lapangan dan data yang dikirim ke Mabes Polri menjadi perhatian serius. Kapolda meminta BPS untuk membantu menyediakan data lapangan yang valid agar kebijakan yang diambil lebih tepat sasaran.

“Harga jagung yang dibeli tengkulak Rp 6.500 per kilogram juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Kita ingin memastikan petani tidak dirugikan,” tambah Kapolda.

Sementara itu, Plt Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat menyambut baik kerja sama tersebut dan menegaskan kesiapan BPS untuk mendukung kebutuhan data Polri. Ia menjelaskan bahwa ekonomi Sulbar relatif stabil dan memiliki potensi pertanian yang kuat jika dikelola dengan data akurat.

Beberapa poin penting yang disampaikan BPS antara lain:

Stabilitas ekonomi daerah sejalan dengan pertumbuhan nasional.

Metode pengumpulan data jagung menggunakan sistem ubin (sampel 2,5 meter) dengan hasil rata-rata 5 ton per hektare.

Evaluasi lapangan akan dilakukan untuk memastikan akurasi data.

Pola tanam berubah karena sebagian petani beralih ke tanaman nilam yang dianggap lebih menguntungkan.

Data BPS menunjukkan bahwa luas panen jagung pipilan di Sulbar tahun 2022 mencapai 5.671 hektare, namun tren 2025 menunjukkan penurunan signifikan akibat faktor musim dan minat tanam.

Karo SDM Polda Sulbar turut menambahkan bahwa produktivitas di beberapa wilayah, seperti Mamuju, hanya sekitar 2 ton per hektare akibat kualitas bibit dan tanah yang belum optimal.

Audiensi tersebut menjadi momentum penting memperkuat sinergi antara kepolisian dan lembaga statistik. Harapannya, dengan data yang valid dan strategi yang terarah, Sulawesi Barat mampu mencapai target produksi jagung nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Data adalah senjata baru untuk menjaga keamanan dan ketahanan pangan,” tutup Kapolda tegas.

LEAVE A REPLY