Rekam-Jejak.com PASANGKAYU – Dugaan pencemaran lingkungan berat oleh PT. Palma Surya Lestari (PSL) kembali mencuat dan kali ini menyulut kemarahan publik. Di tengah keluhan warga yang tak kunjung ditindaklanjuti, sorotan tajam datang dari Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Pasangkayu, Mustakim Alhuda, yang menyebut praktik pembuangan limbah oleh perusahaan sawit itu sebagai “kejahatan lingkungan sistematis.”
“Ini bukan sekadar kelalaian. Ini kejahatan lingkungan serius yang dilakukan berulang-ulang dan dibiarkan tanpa konsekuensi. Air sungai tercemar, warga sakit, tapi pihak berwenang seolah tutup mata,” tegas Mustakim dalam pernyataan resmi kepada media, Kamis (8/5/2025).
Warga Kecamatan Baras, yang tinggal di sekitar aliran sungai, mengaku telah lama mencium bau busuk menyengat dari air yang berubah warna pekat. Keluhan gangguan kesehatan seperti gatal-gatal hingga penyakit kulit tak lagi bisa dihitung jari. Beberapa warga bahkan terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut LIRA, tindakan PSL diduga melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 98 ayat (1) dan Pasal 104 jelas mengatur sanksi pidana bagi pelaku pencemaran, termasuk ancaman 10 tahun penjara dan denda hingga Rp10 miliar.
“Kalau instansi seperti DLH, Gakkum KLHK, bahkan kepolisian tidak segera bertindak, maka LIRA siap membawa kasus ini ke tingkat nasional, bahkan internasional. Ini soal hak hidup dan keselamatan rakyat!” tandas Mustakim dengan nada tinggi.
Sementara itu, hingga berita ini dirilis, pihak manajemen PT. Palma Surya Lestari belum memberikan klarifikasi atau pernyataan resmi. Ketertutupan perusahaan justru menambah kecurigaan publik bahwa ada upaya pembiaran yang sistematis.
Warga Baras kini hanya bisa berharap: ada tindakan nyata, bukan sekadar janji manis birokrasi. Sebab lingkungan yang rusak tak bisa diganti, dan generasi mendatang berhak atas air yang bersih.