Rekam-Jejak.com PASANGKAYU – Kemarahan warga kembali memuncak. Rabu, 18 Juni 2025, suara lantang menggema dari gerbang PT Palma Sumber Lestari diiringi spanduk dan teriakan tuntutan. Aksi demonstrasi yang digerakkan oleh Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan bersama Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPMA) Pasangkayu ini menjadi penanda bahwa kesabaran rakyat telah mencapai batas.
Sultan Aji Putra, Koordinator Lapangan (Korlap), menyampaikan tudingan serius: “PT Palma diduga kuat membuang limbah langsung ke sungai yang mengalir ke kawasan tambak dan wilayah tangkap nelayan di Kecamatan Baras. Ini bukan sekadar soal lingkungan, ini soal hak hidup petani dan nelayan yang dirampas tanpa ampun.”
Menurut para demonstran, aliran sungai yang tercemar menyebabkan kerusakan ekosistem perairan, menurunnya hasil tambak, bahkan memicu penyakit kulit di kalangan masyarakat yang menggunakan air sungai tersebut. Bukti video, foto, serta kesaksian warga telah dikumpulkan sebagai bagian dari rencana pelaporan resmi ke Dinas Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Lingkungan.
Tak hanya soal limbah, massa aksi juga menyoroti praktik ketenagakerjaan di perusahaan tersebut. “Kami menuntut PT Palma tidak memecat karyawan secara sepihak. Pemutusan hubungan kerja harus sesuai prosedur dan menjunjung hak-hak pekerja,” tegas Sultan.
Aksi ini bukan yang pertama, namun kali ini lebih besar, lebih terorganisir, dan membawa tuntutan yang lebih tegas. Mahasiswa dan warga menyatakan akan terus bergerak hingga perusahaan memberikan transparansi, perbaikan instalasi pengolahan limbah, serta menghentikan PHK tanpa prosedur.
Pihak PT Palma Sumber Lestari hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan resmi atas aksi dan tuduhan tersebut. Awak media telah berupaya menghubungi humas perusahaan untuk mendapatkan klarifikasi.
Pencemaran lingkungan dan konflik ketenagakerjaan bukan isu sepele. Kasus seperti ini mencerminkan ketimpangan antara kepentingan industri dan keberlanjutan hidup masyarakat lokal. Sudah saatnya pemerintah daerah dan instansi terkait turun tangan sebelum bencana sosial dan ekologis kian tak terbendung.