Rekam-Jejak.com MAJENE – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, cerita tentang kebaikan sering kali luput dari perhatian. Namun, kisah IPDA Ismail, seorang Bhabinkamtibmas yang dikenal penuh empati dan ketulusan, menjadi bukti bahwa kemanusiaan masih hidup di hati mereka yang berkomitmen melayani masyarakat.
Sejak masih berpangkat Aiptu, Ismail sudah dikenal sebagai sosok yang tidak hanya menjalankan tugas sebagai penegak hukum, tetapi juga pengayom masyarakat. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika ia menjual kambing peliharaannya demi membantu seorang warga yang terjerat kesulitan ekonomi. Tindakan luar biasa ini mencerminkan betapa besarnya hatinya dalam membantu sesama.
Tidak hanya itu, sebagian gaji yang ia terima secara rutin disisihkan untuk membeli sembako bagi warga kurang mampu. Lansia, janda, dan keluarga miskin menjadi prioritasnya. “Pak Ismail selalu hadir saat kami butuh. Bantuannya mungkin sederhana, tapi sangat berarti bagi kami,” ujar seorang warga yang merasakan uluran tangan Ismail.
Kini, dengan pangkat IPDA, ia tetap konsisten menjalankan prinsip hidupnya: membantu tanpa pamrih. Meski tanggung jawabnya sebagai perwira semakin besar, ia tetap meluangkan waktu untuk turun langsung ke masyarakat. Ia sering terlihat membagikan bahan makanan atau sekadar mendengar keluh kesah warga, menjadikan dirinya sebagai panutan yang dicintai.
“Pak Ismail tidak pernah berubah. Dari dulu hingga sekarang, beliau selalu rendah hati dan peduli pada kami,” ungkap seorang tokoh masyarakat.
Kisah hidup IPDA Ismail menjadi inspirasi yang nyata, mengajarkan bahwa kebaikan tidak ditentukan oleh jabatan atau status sosial, melainkan hati yang tulus. Semangatnya untuk terus menebar manfaat bagi orang lain diharapkan menjadi teladan bagi generasi muda.
Dalam setiap langkahnya, IPDA Ismail mengingatkan kita bahwa tugas polisi tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga menjadi pelayan masyarakat dengan kasih sayang dan perhatian. Semoga cerita kebaikan ini terus bergema, menyebarkan nilai kemanusiaan yang luhur.